03 Oktober 2008

Selebriti

Cita-cita saya kini hanya satu: menjadi Selebriti. Bukan ‘selebriti’ dalam pengertian kita selama ini, selebriti yang setiap hari menghiasi layar kaca lengkap dengan berita-berita tentang mereka; perceraian, perselingkuhan, pernikahan, perpecahan keluarga. Selebriti yang saya maksud adalah mereka yang merayakan kehidupan, yang melihat kehidupan sebagai sebuah perayaan, sebuah celebration. Mereka yang menari, bernyanyi, tertawa bersama kehidupan. Mereka yang melihat kehidupan sebagai sesuatu yang tak serius-serius amat. Mereka yang menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran.

Merekalah para Buddha--yang berarti: Ia yang telah terjaga. Muhammad, Buddha, Krishna, Jesus adalah para Buddha. Merekalah para Selebriti Sejati. Kita pun bisa seperti mereka. Lupakan sejenak doktrin-doktrin, dogma-dogma agama yang mengatakan manusia penuh dosa dan kesempurnaan hanya bisa dicapai oleh mereka para agamawan, para pemuka agama, para nabi. Saya tak percaya itu. Bagi saya apa yang pernah dicapai para nabi, para Buddha dapat dicapai oleh setiap orang, tanpa terkecuali. Kenabian atau kebuddhan adalah sebuah pencapaian, tidak jatuh langsung dari langit. Mereka manusia biasa yang juga berproses, jatuh bangun dalam perjalanan hidup mereka. Yang membuat para nabi, para Buddha berbeda dari orang kebanyakan adalah kemanusiaan mereka. Mereka sangat manusiawi, dan kemanusiaan itulah yang membuat mereka dikenang sepanjang masa.

Merayakan kehidupan juga berarti berkata ‘ya’ pada kehidupan. Menerima apapun yang datang, apapun yang Kehidupan berikan kepada kita. Menerima kehidupan dengan segala dualitasnya; baik-buruk, gelap-terang, siang-malam, kebahagiaan-kesedihan, kelahiran-kematian. Menerima kehidupan sebagaimana adanya. Penerimaan Total. Karena dengan menerima dualitas kita dapat melampaui dualitas, maka ketika mengalami kesedihan sikap kita sama ketika mengalami kebahagiaan. Kita menjadi seimbang. Hidup menjadi sebuah perayaan, sebuah nyanyian, dan kita tertawa dan bernyanyi bersama kehidupan. Kita pun telah menjadi selebriti. Selebriti Sejati.

Tertarik menjadi Selebriti?

Denpasar, 03 Oktober 2008

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Justru itulah yg tersulit...

Merayakan kehidupan, hmmmm..
Entah kapan bisa benar2 mampu menjalaninya...

Angga Wijaya mengatakan...

Sekarang juga bisa. Asal ada kemauan, juga sedikit keberanian, sebab mereka yang telah merayakan kehidupan di masyarakat kadang dianggap aneh. Kalau tidak dibilang 'gila' hehhe.

Masyarakat maunya kita sama seperti mereka. Maka para seniman, penyair, adalah termasuk mereka yang telah merayakan kehidupan. Mereka kadang ditolak karena dianggap lain, aneh. Maka banyak orang tua yg melarang anaknya jadi seniman. Siapa yang aneh sebenarnya?